“Sekolah ini ada sekitar 250 ribu lebih, dan secara logistik pelaksanaannya lebih masuk akal karena tempatnya tetap dan tidak berpindah-pindah,” jelas Menkes.
Jenis skrining kesehatan siswa akan disesuaikan dengan jenjang pendidikan. Pemeriksaan mencakup kesehatan fisik dan kesehatan jiwa, dengan pendekatan menyeluruh sesuai kebutuhan usia peserta didik.
“Yang akan dilakukan di sekolah, yaitu SD, SMP, SMA itu beda-beda paket tesnya. Ada masalah kesehatan fisik, ada juga kesehatan jiwa,” ungkapnya.
Kemenkes juga memberi perhatian khusus pada kesehatan jiwa pelajar, karena banyak kasus gangguan mental yang tidak terdeteksi sejak dini, padahal prevalensinya tinggi di kalangan remaja.
Saat ini, capaian pemeriksaan telah mencapai 200 ribu siswa per hari, dan angka ini diperkirakan akan melonjak signifikan dengan pelaksanaan di sekolah.
