Ia menekankan bahwa IOM akan bersikap tegas terhadap pelanggaran, termasuk penghentian dukungan bagi pengungsi yang tidak mematuhi ketentuan.
“Kedisiplinan dalam tata kelola migrasi menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas dan kemanusiaan,” ujar Labovitz.
Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam memperkuat peran Indonesia sebagai negara transit migrasi internasional serta meningkatkan sinergi antara Divhubinter Polri dan IOM dalam menangani isu kemanusiaan dan keamanan lintas batas.
Keduanya juga membahas perkembangan situasi pengungsi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan rencana IOM untuk mengajukan program kerja sama dengan dukungan Jepang kepada negara-negara ASEAN.
IOM berkomitmen akan mengirimkan dokumen kerja sama tersebut kepada Divhubinter untuk ditinjau lebih lanjut.
Sebagai simbol persahabatan dan penguatan kerja sama kemanusiaan, Ses NCB Interpol Indonesia menyerahkan plakat kenang-kenangan kepada Chief of Mission IOM.
Pertemuan diakhiri dengan sesi foto bersama dan ramah tamah, menandai komitmen kedua pihak untuk terus meningkatkan kerja sama internasional dalam penanganan pengungsi dan migran ilegal di Indonesia.
(humas.polri)
