Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x406
PendidikanPeristiwa

3 Peneliti Ahli Utama BRIN Dikukuhkan Jadi Profesor Riset: Peran Penting Profesor Riset dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan

46
×

3 Peneliti Ahli Utama BRIN Dikukuhkan Jadi Profesor Riset: Peran Penting Profesor Riset dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan

Share this article
3 Peneliti Ahli Utama BRIN Dikukuhkan Jadi Profesor Riset: Peran Penting Profesor Riset dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Foto: seketika.com

Seketika.com, Jakarta – Majelis Profesor Riset akan melaksanakan Sidang Terbuka untuk mengukuhkan tiga Profesor Riset baru di lingkungan BRIN. Ketiga Peneliti Ahli Utama ini akan menyampaikan orasinya sesuai kepakaran masing-masing. Sidang Terbuka Pengukuhan Profesor Riset BRIN akan diselenggarakan pada Kamis, 25 April 2024, di Gedung B.J. Habibie, Jakarta.

Profesor Riset memiliki peran yang sangat vital sebagai teladan dan sumber inspirasi bagi rekan-rekan periset lainnya. Menurut Amarulla Octavian, Wakil Kepala BRIN, menjadi seorang Profesor Riset memerlukan kinerja yang semakin terpercaya dan unggul.

Berikut adalah lima poin penting yang ditekankan oleh Octavian:

  1. Kemampuan untuk melakukan riset berkualitas dan memberikan kontribusi signifikan pada pengetahuan dalam bidang keahliannya.
  2. Keterampilan dalam membimbing rekan-rekan periset dan mahasiswa.
  3. Mampu memberikan ide, masukan, dan strategi untuk pengembangan kebijakan riset dan inovasi, baik dalam bidang keahliannya maupun dalam peran manajerial.
  4. Kemampuan untuk berkolaborasi dengan berbagai mitra, baik di tingkat nasional maupun global.
  5. Kemampuan untuk berperan secara aktif dalam organisasi serta dalam memberikan kontribusi luas kepada masyarakat.

Menurut Vian, akan ada tiga peneliti ahli utama yang akan memberikan orasi ilmiah sebagai ringkasan dari riset yang telah mereka lakukan.

Pertama, Isnaeni, seorang ahli dalam bidang Optik, secara konsisten melakukan penelitian mengenai efisiensi energi listrik dan pencemaran lingkungan.

Salah satu solusi yang dia hadirkan adalah penggunaan quantum dots karbon, yang merupakan partikel berukuran nanometer yang memiliki sifat optik unik.

Kedua, Erma Yulihastin, yang memiliki keahlian dalam Cuaca dan Iklim Ekstrem, fokus pada pengembangan model prediksi hujan yang akurat untuk wilayah Indonesia.

Metode yang dikembangkannya, NAKULA, bertujuan untuk meningkatkan akurasi prediksi hujan ekstrem.

Ketiga, Muhammad Reza Cordova, seorang ahli dalam Pencemaran Laut, mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan salah satu penghasil sampah plastik laut terbesar di dunia.

Namun, hasil risetnya menunjukkan angka yang lebih rendah dari perkiraan global, dan ini menjadi dasar untuk upaya pengurangan kebocoran sampah plastik laut.

Dengan penerapan data dasar dan strategi yang dirumuskannya, Cordova berhasil mencatat penurunan produksi sampah laut di Indonesia sebesar 41 persen selama periode 2018-2023.

Hal ini sejalan dengan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang penanganan sampah laut.