Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
BudayaPeristiwa

8 Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia Yang Tak Lekang Oleh Waktu

123
×

8 Tradisi Menyambut Ramadan di Indonesia Yang Tak Lekang Oleh Waktu

Share this article

“masyarakat Indonesia tidak hanya merayakan kedatangan bulan Ramadan dengan suka cita, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan spiritual yang kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan keberkahan”

Seketika.com, Jakarta – Bulan Ramadan, momen sakral yang dinantikan, akan segera berlalu dalam hitungan hari. Ada datang dan ada pergi, kilas balik momen merayakan kedatangan bulan penuh berkah ini dengan penuh suka cita. Di setiap sudut negeri, terdapat tradisi khas yang diwariskan turun-temurun untuk menyambut Ramadan, sebagai wujud dari kelestarian budaya dan adat istiadat.

Tidaklah mengherankan, tiap tradisi yang dijalankan dalam menyambut bulan suci ini membawa makna mendalam, yang bertujuan untuk menyucikan diri, saling mendoakan, memaafkan, dan mempererat tali silaturahmi.

Berikut adalah 8 tradisi menyambut Ramadan di Indonesia yang sarat makna dan kesukaan:

  1. Nyorog (Jakarta)
    Tradisi Nyorog, yang berakar dari budaya Betawi, menampilkan kegiatan memberikan bingkisan makanan kepada anggota keluarga yang lebih tua sebagai bentuk penghormatan dan silaturahmi.
  2. Cucurak (Jawa Barat)
    Cucurak, dalam bahasa Sunda, adalah momen berkumpul bersama keluarga besar dengan santapan lesehan berupa nasi liwet, tempe, ikan asin, sambal, dan lalapan, yang menjadi ajang syukuran atas berkah yang diberikan.
  3. Padusan (Yogyakarta)
    Padusan, yang berasal dari bahasa Jawa yang berarti mandi, menjadi simbol penyucian jiwa dan raga dalam menyambut Ramadan, serta sebagai waktu introspeksi diri atas kesalahan yang pernah dilakukan.
  4. Marpangir (Sumatra Utara)
    Marpangir adalah tradisi mandi menggunakan dedaunan atau rempah-rempah untuk membersihkan diri sebelum memasuki bulan Ramadan.
  5. Malamang (Sumatra Barat)
    Malamang, tradisi membuat lemang, menyimbolkan kebersamaan dan persaudaraan masyarakat Minangkabau dalam menyambut Ramadan.
  6. Meugang (Aceh)
    Meugang, tradisi memasak daging sebelum Ramadan, menunjukkan kerukunan dan berbagi rezeki dengan keluarga, kerabat, dan yatim piatu.
  7. Mattunu Solong (Sulawesi Barat)
    Mattunu Solong, yang berasal dari Sulawesi Barat, adalah tradisi menyalakan pelita tradisional sebagai simbol permohonan keberkahan, kesehatan, dan umur panjang dalam menyambut Ramadan.
  8. Megibung (Bali)
    Megibung, tradisi makan bersama di Kabupaten Karangasem, Bali, dengan penataan makanan yang unik, menggambarkan semangat persaudaraan dan kebersamaan umat Muslim di sana.

Dengan menjalankan tradisi-tradisi ini, masyarakat Indonesia tidak hanya merayakan kedatangan bulan Ramadan dengan suka cita, tetapi juga mempererat hubungan sosial dan spiritual yang kental dengan nilai-nilai kebersamaan dan keberkahan.