Armada ini berencana menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Kota Gaza, yang saat ini menghadapi krisis kelaparan akut.
Pembatasan oleh Israel terhadap pengiriman makanan dan pasokan dasar telah menyebabkan lebih dari setengah juta orang berada dalam kondisi kelaparan, termasuk anak-anak.
Sejak perang dimulai hampir 23 bulan lalu, lebih dari 63.000 korban jiwa telah tercatat, dengan ratusan di antaranya meninggal karena kekurangan gizi.
Kapal-kapal dari wilayah lain seperti Tunis dan Sisilia diharapkan akan segera bergabung. Meski tidak jelas kapan armada ini akan kembali melaut, dukungan global terhadap misi ini terus mengalir.
Armada kemanusiaan ke Gaza bukan hanya simbol solidaritas global, tetapi juga bentuk nyata perlawanan terhadap ketidakadilan dan penderitaan yang terus terjadi di wilayah Palestina.
(apnews)
