Djaka menegaskan bahwa penyelundupan melalui kontainer laut masih menjadi tantangan besar dalam pengawasan kepabeanan.
Oleh karena itu, DJBC terus memperketat pengawasan hingga ke moda transportasi laut dan darat.
“Kami tidak akan memberi ruang bagi masuknya barang-barang yang merugikan negara dan mematikan industri lokal. Tidak ada kompromi terhadap impor ilegal, terlebih yang memanipulasi dokumen dan pemberitahuan barang,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Komunikasi dan Bimbingan Pengguna Jasa Bea Cukai, Nirwala Dwi Heryanto, mengungkapkan bahwa lebih dari separuh kasus penyelundupan yang ditangani Bea Cukai saat ini bersumber dari aktivitas belanja online.
“Hal ini menunjukkan masyarakat perlu bekal pemahaman jelas. Khususnya terkait alur kepabeanan,” jelas Nirwala.
Sebagai langkah pencegahan, Bea Cukai telah meluncurkan kampanye edukasi publik “STOP-CEK-LAPOR”.
Kampanye ini bertujuan untuk membekali masyarakat agar mampu mengenali ciri-ciri penipuan, memverifikasi informasi kepabeanan, serta melaporkan aktivitas mencurigakan terkait impor dan perdagangan barang.
Melalui penindakan tegas dan edukasi berkelanjutan, Bea Cukai berharap dapat menekan peredaran barang ilegal, melindungi konsumen, serta menjaga iklim usaha yang sehat bagi industri nasional.
(rri/Beacukai)
