“Teman-teman media ingat, AFC media sangat memantau pemberitaan di tanah air. Kami di Riyadh dicecar oleh anggota AFC dan media mereka soal kevalidan berita itu. Mereka heran dan mempertanyakan sumbernya, karena dinilai media di Indonesia menyebarkan berita tidak benar,” ungkap Yunus Nusi.
Erick menilai, reputasi sepak bola Indonesia tidak hanya dibangun lewat prestasi di lapangan, tetapi juga melalui integritas dan komunikasi profesional.
Kesalahan dalam pemberitaan dapat merusak citra Indonesia di mata dunia, terutama di tengah upaya PSSI memperkuat posisi dalam percaturan sepak bola Asia.
“Kepercayaan internasional tidak datang begitu saja. Harus dijaga dan dibangun. Karena itu, saya tidak mau asal cepat menunjuk pelatih. Kita harus bangun dulu kembali kepercayaan itu secara bertahap,” tegas Erick.
Meski belum menyebutkan waktu pasti, Erick memastikan bahwa proses penunjukan pelatih Timnas Indonesia akan dilakukan setelah situasi reputasi dan komunikasi PSSI di tingkat internasional benar-benar pulih.
