Namun, sikap pemerintah Iran tetap tegas. Ketua Parlemen Mohammad Bagher Qalibaf memperingatkan negara-negara yang mendukung sanksi, menyebut bahwa Iran akan memberikan respons keras terhadap setiap tindakan yang dianggap ilegal.
Sementara itu, kalangan militer memperingatkan bahwa Iran siap menghadapi serangan militer, khususnya dari Israel, yang selama ini menentang keras program nuklir Teheran.
Meskipun beberapa anggota parlemen Iran mendorong negara untuk menarik diri dari Perjanjian Nonproliferasi Nuklir (NPT), Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, masih dianggap sebagai penentu utama arah kebijakan nuklir.
Ia sebelumnya mengeluarkan fatwa yang melarang produksi bom nuklir, meski kekhawatiran tetap tinggi di kalangan internasional, mengingat Iran telah memperkaya uranium hingga 60%, mendekati level senjata.
Amerika Serikat, melalui Menteri Luar Negeri Marco Rubio, menyatakan bahwa diplomasi tetap menjadi pilihan.
Namun, Rubio menegaskan bahwa Iran harus bersedia melakukan negosiasi langsung agar jalan damai dapat ditempuh.
