Dengan curah hujan di atas normal di beberapa wilayah, BMKG mengimbau kewaspadaan terhadap bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan banjir bandang, tanah longsor, angin kencang dan genangan air
Lebih lanjut Dwikorita menjelaskan langkah mitigasi perlu dilakukan sejak dini, seperti penyesuaian kalender tanam, perbaikan drainase, pengelolaan irigasi, dan edukasi masyarakat.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan bahwa faktor global seperti El Niño–Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) turut memengaruhi dinamika cuaca Indonesia tahun ini:
- ENSO Netral (indeks –0,34) – Tidak berdampak signifikan dari Samudra Pasifik
- IOD Negatif (indeks –1,2) – Menyebabkan suplai tambahan uap air dari Samudra Hindia
- Suhu muka laut di perairan Indonesia lebih hangat (+0,42), memicu pembentukan awan hujan
ENSO netral diperkirakan bertahan hingga akhir 2025, sedangkan IOD negatif berlangsung hingga November 2025.
BMKG menekankan bahwa musim hujan yang lebih cepat ini berpotensi positif bagi sektor pertanian, karena petani bisa: