“Dengan adanya display di bandara, wisatawan mancanegara atau pembeli luar negeri bisa langsung melihat koleksi unggulan dan diarahkan ke pusat karantina untuk proses ekspor,” tambah Intan.
Tangerang kini memiliki dua wilayah utama sebagai sentra budidaya ikan hias, yakni di Kecamatan Cisauk dan Teluk Naga.
Kawasan ini menjadi pusat produksi ikan hias seperti ikan koki dan berbagai jenis lainnya.
“Hasil budidaya nantinya akan dikurasi oleh perusahaan eksportir agar kualitas tetap terjaga dan nilai jual bagi petani meningkat,” jelas Intan.
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Tangerang, Jaenudin, menambahkan bahwa pihaknya turut aktif mendorong pengembangan sektor ikan hias melalui sinergi bersama komunitas dan pelaku usaha.
“Kami berkolaborasi dengan komunitas ikan hias dari berbagai daerah. Nusatic ini kita dorong jadi ajang pameran terbesar, dan bahkan sudah ditetapkan kembali digelar pada Juni 2026 mendatang,” ungkap Jaenudin.
Ia juga menekankan bahwa ikan hias bukan sekadar hobi, tetapi telah menjadi peluang bisnis bernilai tinggi.
Oleh karena itu, kelompok budidaya ikan hias perlu terus diberdayakan agar mampu berkembang secara ekonomi.
“Bukan hanya hobi, ini juga jadi sektor yang bisa meningkatkan pendapatan masyarakat,” tambahnya.
Meskipun tahun ini hanya Kabupaten Tangerang yang mewakili Provinsi Banten dalam Nusatic Nusapet 2025, Jaenudin berharap ke depan lebih banyak daerah dari Banten yang ikut berpartisipasi.
“Kita ingin Banten lebih aktif. Tiap daerah bisa tampilkan hasil budidayanya sendiri,” tutupnya.
(tangerangkab)
