Seketika.com, Internasional – Teokrasi Iran kembali menjadi sorotan dunia setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi memberlakukan kembali sanksi internasional terhadap negara tersebut. Langkah ini dilakukan melalui mekanisme “snapback” yang berasal dari kesepakatan nuklir tahun 2015, yang kini kembali membekukan aset Iran, menghentikan kesepakatan senjata, serta menindak program rudal balistik Iran.
Sanksi PBB terhadap Iran datang di tengah meningkatnya ketegangan antara Teheran dan negara-negara Barat, terutama setelah Iran menolak memberi akses penuh kepada inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terhadap situs nuklirnya.
Penolakan ini menjadi pemicu utama bagi Inggris, Prancis, dan Jerman untuk mengaktifkan mekanisme snapback, dengan alasan bahwa program nuklir Iran tak lagi diawasi secara transparan.
Di dalam negeri, dampak ekonomi dari sanksi tersebut mulai terasa. Nilai mata uang rial Iran jatuh ke titik terendah sepanjang sejarah, mencapai 1,1 juta rial per dolar AS.
Kondisi ini memperburuk krisis ekonomi yang telah berlangsung selama bertahun-tahun dan membuat harga kebutuhan pokok melonjak tajam.
Masyarakat Iran mulai mempertanyakan strategi pemerintah, dengan sebagian menyerukan diplomasi dan penghindaran konfrontasi.
