Penelitian yang dipantau Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok menunjukkan bahwa tikus-tikus tersebut dapat beradaptasi dengan cepat, makan, minum, dan tidur secara mandiri, membantu pengembangan teknologi untuk pemeliharaan mamalia kecil di orbit.
Kembalinya para astronaut disiarkan secara langsung oleh CCTV, dengan bendera nasional Tiongkok berkibar di lokasi pendaratan.
China terus memperkuat ambisinya di ruang angkasa, termasuk pembangunan stasiun luar angkasa Tiangong, penjelajahan Mars dengan robot, dan rencana pendaratan manusia di bulan pada 2030.
Tiangong, yang berarti “Istana Surgawi,” menampung awak pertamanya pada 2021 dan lebih kecil dibanding Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Program luar angkasa Tiongkok dikendalikan oleh militer dan menjadi simbol kemajuan teknologi nasional setelah negara tersebut dikeluarkan dari ISS karena alasan keamanan AS.
Badan antariksa China juga mengonfirmasi bahwa Shenzhou-22 akan diluncurkan, meskipun belum ada tanggal resmi, dan menekankan bahwa pergantian kapsul antar-misi tidak akan mengurangi kelancaran rotasi awak di stasiun Tiangong.
(apnews)







