Meski Israel mengklaim telah membuka koridor kemanusiaan, pengiriman bantuan masih sangat terbatas.
Beberapa negara, seperti Yordania, UEA, Prancis, dan Jerman, telah menjatuhkan bantuan melalui udara.
Namun, banyak dari bantuan tersebut jatuh di zona merah atau bahkan di laut, sehingga tidak menjangkau warga yang membutuhkan.
Sejak perang dimulai, 88 anak dan puluhan orang dewasa telah meninggal karena penyebab yang berkaitan dengan kelaparan dan penyakit yang tidak dapat ditangani karena runtuhnya sistem kesehatan.
Israel menolak tuduhan bahwa mereka sengaja menyebabkan kelaparan di Gaza, menyebut tudingan tersebut sebagai “kampanye tekanan internasional yang menyimpang.”
Namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa blokade dan pembatasan masih berlangsung, dengan sistem distribusi bantuan yang tidak memadai dan sering menjadi sasaran kekerasan.
Dengan jumlah korban tewas di Gaza yang terus meningkat dan krisis kemanusiaan yang memburuk, komunitas internasional menghadapi tantangan besar untuk menghentikan penderitaan warga sipil.
Tanpa gencatan senjata dan akses bantuan yang aman, Gaza akan terus terjerumus ke dalam bencana yang lebih dalam.
(afp/arabnews)
