“Informasi dalam artikel ini tidak ditujukan untuk menginspirasi kepada siapapun untuk melakukan tindakan serupa. Bagi Anda pembaca yang merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental.”
Seketika.com, Malang – Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, Jawa Timur, digegerkan oleh peristiwa tragis pada Selasa (12/12). Seorang guru SD berinisial WE (43), bersama istri berinisial S (40) dan anak mereka, ARE (12), tewas akibat bunuh diri dalam satu keluarga. Kejadian ini menyisakan duka mendalam dan pertanyaan besar di kalangan masyarakat setempat.
Motif dari tindakan yang mengejutkan ini diduga berkaitan dengan masalah hutang. “Dari sini kita bisa menyimpulkan sementara untuk motif tindakan yang dilakukan oleh almarhum bapak WE ini lebih ke arah motif ekonomi,” ungkap Kasat Reskrim Polres Malang, AKP Gandha Syah Hidayat, seperti yang dilansir dari Antara.
Peristiwa tragis tersebut terjadi sekitar pukul 03.00 WIB, ketika WE membangunkan anaknya, ARE, untuk pindah kamar tidur bersama istrinya, S. Keluarga tersebut kemudian berada dalam satu kamar. Namun, kejadian ini tidak lepas dari perhatian seorang anak perempuan kembar korban, AKE (12).
AKE yang terbangun terlalu siang untuk melaksanakan ibadah shalat subuh mencoba membangunkan orang tuanya. Namun, setelah memukul-mukul pintu kamar, tidak ada respons. Khawatir, AKE meminta bantuan kepada tetangga, dan ketika diperiksa, ditemukan ketiganya dalam keadaan kritis.
WE, sang guru SD, mengalami luka sayat cukup dalam pada tangan kirinya. Meskipun segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, nyawanya tidak dapat tertolong. Sementara itu, istri dan anaknya sudah meninggal dunia dengan kondisi mulut mengeluarkan busa dan bau menyengat. Ditemukan juga gelas dan bungkus obat nyamuk cair di tempat kejadian.
