Kebijakan baru ini disambut beragam. Sebagian mahasiswa dan pekerja lokal khawatir Visa K Tiongkok akan memperketat persaingan kerja.
“Profesional asing mungkin membawa teknologi baru, tapi sebagian anak muda merasa terancam,” kata Zhou Xinying, mahasiswa pascasarjana Universitas Zhejiang.
Namun, media pemerintah seperti Shanghai Observer menyebut kebijakan ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi karena mempertemukan permintaan dan pasokan tenaga kerja berketerampilan tinggi.
Meski menjanjikan, bekerja di Tiongkok tidak lepas dari kendala. Hambatan bahasa, sensor internet (Tembok Api Besar), dan prosedur residensi yang ketat masih menjadi faktor pembatas.
Pada 2023, jumlah pekerja asing di Tiongkok hanya sekitar 711.000 orang, jauh di bawah potensi tenaga global.
“AS masih unggul dalam riset dan daya tarik bahasa Inggris,” ujar David Stepat, Direktur Negara untuk Singapura di Dezan Shira & Associates.








