Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
BisnisInternasional

McDonald’s dan Samsung Tarik Diri di Israel Imbas Boikot

268
×

McDonald’s dan Samsung Tarik Diri di Israel Imbas Boikot

Share this article

“Perusahaan tersebut berharap dapat mengatasi tekanan ekonomi dan meningkatkan citra publiknya di tengah-tengah kontroversi”

Seketika.com, JAKARTA – McDonald’s, salah satu jaringan restoran cepat saji terbesar di dunia, telah mengambil langkah drastis dengan mengumumkan rencana untuk membeli seluruh 225 restorannya di Israel.

Keputusan ini terjadi sebagai respons terhadap penurunan penjualan global yang signifikan, yang sebagian besar dipicu oleh rangkaian aksi boikot yang merajalela di berbagai negara.

Aksi boikot tersebut muncul sebagai tanggapan atas persepsi bahwa McDonald’s memberikan dukungan kepada serangan Israel terhadap Palestina.

Kritik terhadap jaringan restoran ini semakin memuncak setelah CEO McDonald’s Israel, Omri Padan, menawarkan makanan gratis kepada pasukan Israel pada awal serangan ke Gaza pada Oktober 2023.

Boikot terjadi di berbagai negara, terutama di negara-negara dengan mayoritas Muslim seperti Indonesia, Malaysia, Pakistan, dan negara-negara Timur Tengah lainnya.

Penurunan penjualan yang signifikan terjadi terutama di wilayah Timur Tengah, China, dan India, dengan pertumbuhan penjualan pada Oktober-Desember 2023 hanya mencapai 0,7 persen, jauh di bawah ekspektasi pasar sebesar 5,5 persen.

Tidak hanya McDonald’s yang mengalami tekanan ekonomi di Israel. Samsung Next, perusahaan teknologi raksasa asal Korea Selatan, juga mengumumkan rencana untuk menutup operasinya di Tel Aviv.

Langkah ini disebabkan oleh penurunan kepercayaan pada ekonomi Israel, yang juga mempengaruhi sejumlah besar perusahaan teknologi asal Amerika Serikat yang mencabut investasinya dari Israel.

Samsung Next sebelumnya telah berinvestasi dalam sekitar 70 perusahaan startup di sektor hi-tech Israel, yang pada masa lalu berkembang pesat. Namun, pada tahun 2023, investasi pada perusahaan teknologi Israel mengalami penurunan drastis sebesar 56% dibandingkan dengan tahun 2022.

Keputusan untuk menarik diri dari Israel juga merupakan dampak dari putusan International Court of Justice (ICJ) yang menyatakan bahwa Israel telah melakukan genosida terhadap warga Palestina.