Sebelum serangan dimulai, Amerika Serikat menjalankan rencana penyesatan skala besar.
Presiden saat itu memberikan pernyataan yang menyesatkan tentang kemungkinan keputusan serangan dalam dua minggu ke depan padahal serangan telah direncanakan dan siap diluncurkan.
Untuk menarik perhatian publik dan intelijen musuh, satu armada B-2 dikirim ke arah barat sebagai pengalih.
Sementara itu, tujuh pesawat B-2 lainnya yang membawa senjata sebenarnya terbang ke arah timur secara diam-diam, menjaga komunikasi seminimal mungkin.
Menurut pejabat militer AS, operasi ini memberikan pukulan telak terhadap infrastruktur nuklir Iran.