Menurut laporan AP, banyak pedagang menutup toko mereka dan menyerukan aksi mogok massal.
Kantor berita semi-resmi ILNA menyebut sebagian besar aktivitas perdagangan berhenti, meskipun sejumlah toko masih beroperasi terbatas.
Sehari sebelumnya, Minggu, protes telah muncul di dua pasar utama di pusat Teheran. Para demonstran meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah, mencerminkan meningkatnya frustrasi publik terhadap kondisi ekonomi.
Pada Minggu, nilai tukar rial Iran anjlok hingga 1,42 juta per dolar AS, sebelum sedikit menguat ke 1,38 juta per dolar AS pada Senin.
Sebagai perbandingan, ketika Farzin menjabat pada 2022, rial masih berada di kisaran 430.000 per dolar AS.
Depresiasi tajam ini memperparah tekanan inflasi, mendorong lonjakan harga makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok, serta semakin membebani rumah tangga Iran.
Situasi ini diperburuk oleh penyesuaian harga bensin yang diperkenalkan pemerintah beberapa hari lalu.
