Dedi Mulyadi menekankan bahwa keikutsertaan dalam program ini bersifat sukarela dan harus mendapat persetujuan dari orang tua, mengingat para peserta masih berada di bawah perwalian hukum.
Meski tinggal di barak, para remaja tetap mempertahankan statusnya sebagai siswa aktif di sekolah asal dan akan mengikuti proses belajar-mengajar yang terintegrasi di lokasi program.
“Ini adalah bentuk ikhtiar kita untuk menyelamatkan anak-anak dari bahaya pergaulan bebas, penggunaan gawai yang tidak sehat, serta dampak buruk pola makan tidak teratur yang menyebabkan kekurangan gizi,” lanjut KDM.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) berharap program pembentukan karakter remaja melalui barak militer ini mampu menciptakan generasi muda yang tangguh, sehat, dan siap menghadapi tantangan global di masa depan.
(jabarprov)
