Meski penuh tantangan, mereka merasa disambut oleh keramahan umat Islam di berbagai negara.
“Orang-orang membantu kami dengan makanan, uang, dan bahkan memperbaiki kendaraan bantuan kami,” kata Harkassi.
Saat tiba di Masjidil Haram, mereka diliputi emosi. “Kami berada di depan Kakbah dan memiliki kesempatan untuk menyentuhnya. Jadi 8.000 kilometer itu menjadi tidak ada apa-apanya,” ujar Harkassi penuh syukur.
Kisah ini menjadi inspirasi dalam musim haji 2025, menunjukkan bahwa ibadah haji bukan hanya tentang mencapai tujuan, tetapi juga perjalanan spiritual yang memperkuat keimanan dan ukhuwah Islamiyah.
Perjalanan ini juga menjadi simbol persatuan umat Islam lintas batas dan waktu.
(ap/arabnews)