Insiden ini menambah daftar panjang serangan terhadap fasilitas medis dan media di Gaza. Serangan ke jurnalis Gaza semakin mengkhawatirkan komunitas internasional yang telah lama menuntut perlindungan bagi wartawan di zona konflik.
Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyebut serangan tersebut sebagai “kecelakaan tragis”.
Pihak militer Israel menyatakan sedang menyelidiki insiden itu, namun belum memberikan penjelasan rinci.
Media Israel melaporkan bahwa dua peluru artileri ditembakkan ke atap rumah sakit, yang diduga memiliki kamera pengawas milik Hamas.
Namun, banyak reporter dari berbagai media yang secara rutin menggunakan atap rumah sakit tersebut untuk siaran langsung.
Serangan ini terjadi di tengah rencana militer Israel untuk memperluas ofensif ke wilayah padat penduduk di Jalur Gaza, sebagai bagian dari upaya mereka menghancurkan Hamas pasca serangan kelompok tersebut pada 7 Oktober 2023.
Organisasi hak asasi manusia dan lembaga pers internasional mengecam keras serangan ini, menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap hukum humaniter internasional.
Mereka mendesak penyelidikan independen dan meminta jaminan keselamatan bagi warga sipil dan pekerja media di wilayah konflik.
Dengan terus meningkatnya intensitas serangan Israel terbaru, jumlah korban sipil diperkirakan akan terus bertambah, memperburuk krisis kemanusiaan yang sudah parah di Jalur Gaza.
(apnews)