Seketika.com, Internasional – Konflik bersenjata antara Israel dan Iran terus memanas dan menimbulkan kerusakan besar serta korban jiwa di kedua negara. Serangan saling balas berupa serangan udara Israel dan serangan rudal balistik Iran telah menciptakan eskalasi paling serius dalam beberapa tahun terakhir di Timur Tengah.
Hingga hari Selasa, serangan rudal balistik Iran ke Israel telah menewaskan sedikitnya 24 orang di berbagai wilayah, termasuk kota-kota besar seperti Tel Aviv, Haifa, dan daerah kecil seperti Tamra serta Zavdiel.
Infrastruktur sipil dan bangunan perumahan mengalami kerusakan parah akibat hantaman rudal di pusat-pusat urban tersebut.
Di sisi lain, serangan udara Israel ke Iran diklaim telah mencapai hasil strategis yang signifikan. Pemerintah Israel menyatakan telah memperoleh keunggulan udara atas Teheran setelah melumpuhkan sistem pertahanan udara Iran.
Serangan ini juga menargetkan depot senjata utama serta fasilitas manufaktur militer Iran di berbagai wilayah.
Tidak hanya itu, Israel juga melancarkan serangan yang secara khusus menyasar struktur penting dalam Garda Revolusi Iran, termasuk pimpinan dan perwira intelijen.
Serangan ini menewaskan beberapa tokoh kunci, termasuk ilmuwan yang terlibat dalam program nuklir Iran.
Kehilangan tersebut dianggap sebagai pukulan telak terhadap kemampuan militer dan intelijen Iran.
Menurut laporan dari berbagai sumber, jumlah korban tewas di pihak Iran jauh lebih tinggi dibandingkan Israel.
Meskipun angka pastinya belum diverifikasi secara independen, skala kerusakan pada infrastruktur militer Iran dan hilangnya personel strategis menunjukkan dampak besar dari operasi militer ini.
Situasi ini menimbulkan kekhawatiran global akan eskalasi konflik yang dapat meluas ke negara-negara tetangga dan mengancam stabilitas regional.
Para analis juga memperingatkan potensi terjadinya konflik berkepanjangan jika tidak ada intervensi diplomatik segera.
Konflik Israel-Iran 2025 ini menjadi salah satu konfrontasi militer terbesar di kawasan sejak beberapa dekade terakhir.
Dengan serangan balasan yang terus berlangsung, masyarakat internasional menantikan langkah dari organisasi dunia untuk mendorong de-eskalasi dan gencatan senjata.
(apnews)