Melissa menerjang Jamaika, melewati pegunungan pulau tersebut tanpa kehilangan kekuatan, fenomena yang jarang terjadi.
Biasanya, pegunungan dapat melemahkan badai tropis, tetapi Melissa tetap kuat saat mencapai daratan.
Badai Melissa terjadi pada Selasa, 29 Oktober 2025, dengan periode intensifikasi ekstrem yang berlangsung selama beberapa hari.
Melissa mengalami dua putaran intensifikasi cepat sebelum mendarat, masing-masing menambah kecepatan angin secara signifikan.
Ahli meteorologi menekankan beberapa faktor kunci yaitu air hangat di Samudra Atlantik berperan sebagai bahan bakar utama badai.
Suhu laut di bawah Melissa tercatat 2°C lebih hangat dari rata-rata tahunan, memperkuat intensitas badai.






