Dua produk utama dari sistem ini adalah:
1. Bioetanol: Cairan hasil fermentasi limbah organik yang dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif.
2. Briket: Bahan bakar padat hasil olahan residu dan organik seperti daun kering dan kayu. Briket ini menjadi sumber energi yang lebih bersih dan efisien.
Fasilitas pemrosesan lanjutan untuk bioetanol dan briket berada di wilayah Kopo, tepat di perbatasan Kota dan Kabupaten Bandung.
Dengan kapasitas awal 10 ton per sif, sistem ini berpotensi mengolah hingga 20 ton sampah per hari jika dioperasikan dua sif.
Inovasi ini bukan hanya menawarkan solusi teknis, tetapi juga menunjukkan arah baru dalam pengelolaan sampah berbasis ekonomi sirkular dan energi terbarukan di Kota Bandung.
Pengolahan sampah terpadu di Pasar Astana Anyar diharapkan menjadi model yang menginspirasi kawasan lain dalam membangun kota yang lebih bersih, hijau, dan berkelanjutan.
(jabarprov)
