Ia mengatakan bahwa kunjungan ini menjadi ajang penting untuk mengenalkan batik Rifaiyah sebagai produk legendaris asli Batang yang sarat nilai budaya dan religius.
“Kami sangat bangga, Batik Rifaiyah bisa dikenal lebih luas. Ini adalah batik yang dibuat dengan hati, sambil mengaji dan berselawat,” jelas Miftahutin.
Ia juga memperkenalkan sejumlah koleksi motif khas lainnya seperti batik lancur, batik materos, batik tiga negeri, gendagan, pelo ati, hingga cangkang kenari semua merupakan bagian dari kekayaan motif batik khas Kalipucang Wetan.
Menurut Miftahutin, para pembatik di desanya adalah murid spiritual Kiai Ahmad Rifai, ulama besar yang mengajarkan Islam melalui syair berbahasa Jawa.
Tradisi membatik sambil berselawat diyakini dapat menyatukan hati antara perajin, spiritualitas, dan karya seni.
(jatengprov)