Salah satu faktor kunci keberhasilan, menurutnya, adalah terbentuknya ekosistem ekonomi pengelolaan sampah yang terintegrasi, termasuk kepastian pihak penyerap atau off taker hasil olahan sampah.
“Nah, saya tadi sampaikan bahwa ini kan harus jadi satu ekosistem ekonomi. Jangan sudah dibikin ada pemilahan sampah, off taker-nya nggak ada,” tegasnya.
Lebih lanjut, Cucun menekankan pentingnya kehadiran pemerintah pusat dan daerah dalam mendukung kreativitas anak muda desa yang memiliki kepedulian tinggi terhadap lingkungan.
Ia menilai langkah yang dilakukan generasi muda Padangmukti mencerminkan semangat kemandirian desa dalam mengatasi persoalan sampah.
“Di sinilah wajib kehadirannya negara, kehadiran pemerintah atas kreativitas yang dilakukan oleh anak-anak muda ini, yang punya keinginan bagaimana wilayah Padangmukti ini clean, clear, tidak ada sampah, tidak ada tumpukan sampah, dan tidak menjadi beban permasalahan lingkungan,” katanya.
Dengan sistem pengelolaan sampah terpadu dan partisipatif, Cucun berharap Desa Padangmukti, Kabupaten Bandung, dapat menjadi percontohan nasional TPS 3R yang mandiri, berkelanjutan, serta berorientasi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi sirkular.
(dpr)












