Militer AS menyatakan pengerahan ini merupakan bagian dari operasi untuk menghentikan penyelundupan narkoba ke wilayah Amerika Serikat.
Dalam beberapa bulan terakhir, AS telah melancarkan serangkaian serangan terhadap kapal yang diduga mengangkut narkoba, termasuk ledakan terhadap sebuah kapal kecil pada Sabtu di Samudra Pasifik bagian timur yang menewaskan tiga orang.
Sejak awal September, sedikitnya 83 orang tewas dalam 21 serangan yang dilakukan AS di Karibia dan Pasifik timur.
Namun, Washington belum merilis bukti yang mendukung klaim bahwa mereka yang tewas adalah “narcoterrorist”.
Kritik pun muncul dari pemimpin regional, pejabat PBB, serta anggota Kongres AS termasuk dari Partai Republik.
Laksamana Muda Paul Lanzilotta, pemimpin kelompok penyerang kapal induk, menyatakan pengerahan ini bertujuan memperkuat operasi untuk melawan “terorisme narkotika di Belahan Bumi Barat.”
Laksamana Alvin Holsey, komandan wilayah Karibia dan Amerika Latin, menyebut pengerahan tersebut sebagai “langkah penting untuk melindungi keamanan kawasan.”
