Seketika.com, Jakarta – Perayaan Natal bagi umat Kristiani di berbagai belahan dunia identik dengan keberadaan pohon Natal yang dihias indah. Tradisi ini bukan sekadar dekorasi, melainkan memiliki sejarah panjang dan makna simbolis yang berkembang sejak ribuan tahun lalu.
Pohon Natal adalah pohon, umumnya pohon cemara, yang dihias dengan berbagai ornamen seperti lampu, bola hias, pita, dan bintang. Pohon ini menjadi salah satu simbol utama Natal yang melambangkan kehidupan, terang, dan harapan.
Tradisi pohon Natal berawal dari masyarakat Eropa kuno, khususnya di wilayah Eropa Utara. Sebelum agama Kristen berkembang, masyarakat setempat menggunakan pohon hijau sebagai simbol penghormatan terhadap alam.
Tradisi ini berasal dari Eropa Utara, kemudian berkembang pesat di Jerman, sebelum menyebar ke Inggris dan negara-negara lain di Eropa hingga ke seluruh dunia.
Menurut sumber yang dilansir dari Natal.com, pada abad ke-16 di Jerman, umat Kristen mulai membawa pohon cemara ke dalam rumah dan menghiasnya sebagai bagian dari perayaan kelahiran Yesus Kristus.
Popularitas pohon Natal meningkat tajam pada abad ke-19, terutama setelah Ratu Victoria dan Pangeran Albert menampilkan pohon Natal berhias di istana Inggris.
Pada masa pra-Kristen, pohon hijau dipercaya melambangkan kehidupan dan harapan di tengah musim dingin yang panjang dan gelap.








