Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat berbagai program yang sudah dijalankan, sekaligus melengkapi regulasi yang telah ada, seperti Perda No. 3 Tahun 2012 tentang Perlindungan Perempuan dan Anak Korban Kekerasan, Perda No. 1 Tahun 2018 tentang Kota Layak Anak (KLA) dan Perda No. 2 Tahun 2018 tentang Pengarusutamaan Gender.
Pemkot Tangsel menargetkan tercapainya Kota Layak Anak dengan memperkuat ketahanan keluarga sebagai fondasi utamanya.
Menurut Cahyadi, upaya bersama ini tidak hanya akan mencegah kekerasan, tetapi juga menekan angka perceraian dan meningkatkan kualitas pengasuhan anak.
“Kerjasama dan sinergitas yang dilakukan oleh pemerintah, akademisi, masyarakat dan seluruh pihak ini nantinya akan meningkatkan kualitas dan ketahanan keluarga, sebagai salah satu upaya pencegahan kekerasan dan pencegahan terjadinya perceraian,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Kajian Gender IPB, Yuliana Eva Riany, menyoroti pentingnya pendampingan anak dalam penggunaan media sosial serta keterlibatan ayah dalam pengasuhan.
Menurutnya, kedua aspek tersebut sangat krusial dalam membentuk lingkungan keluarga yang sehat dan aman bagi anak.
