Kini, misinformasi COVID-19 dikategorikan dalam kebijakan yang lebih luas, yaitu kebijakan misinformasi medis YouTube.
Keputusan ini berdampak langsung pada banyak kreator konten konservatif, termasuk nama-nama besar seperti Dan Bongino.
Bagi kreator seperti Bongino, yang menghasilkan pendapatan dari monetisasi video, akses ke YouTube berarti kesempatan besar untuk kembali menjangkau audiens dan mendapatkan penghasilan dari iklan YouTube.
Tindakan YouTube ini terjadi di tengah tekanan politik yang meningkat dari kalangan konservatif dan upaya eksekutif teknologi seperti CEO Alphabet, Sundar Pichai, untuk mempererat hubungan dengan tokoh Partai Republik.
Termasuk melalui dukungan kampanye dan kehadiran di berbagai acara politik di Washington.
Dengan perubahan kebijakan ini, YouTube menegaskan komitmennya untuk menjadi platform yang mendukung kebebasan berekspresi, sekaligus membuka jalan bagi dialog yang lebih inklusif di era digital saat ini.
