“Saya senang sekali dapat melihat upacara langsung. Biasanya di rumah lihat di TV akhirnya kesampaian di Istana,” tutur Rasya.
Antusiasme serupa datang dari masyarakat umum. Seperti Zefanya yang rela berangkat sejak pukul 04.00 pagi untuk memastikan dirinya bisa mengikuti upacara di Istana Merdeka.
Dengan mengenakan pakaian adat khas Rote, Zefanya mengaku bangga bisa membawa identitas daerahnya dalam perayaan nasional.
“Saya sendiri aslinya orang NTT dari Sumba. Dan saya pikir ini kesempatan yang bagus ya apalagi pemerintah ingin memperkenalkan budaya terutama dari Indonesia Timur untuk diangkat lagi. Jadi supaya orang-orang lebih kenal budaya Indonesia timur. Tadi aku juga beberapa kali diminta foto sama teman-teman peserta upacara yang lain,” ujarnya.
Bagi banyak orang, seperti Afif yang berasal dari Jambi, momentum upacara kemerdekaan di Istana adalah impian seumur hidup.