Ia juga menekankan pentingnya program Jelajah SAPA sebagai jembatan komunikasi antara negara dan anak-anak, termasuk mereka yang berada di dalam sistem pembinaan.
Menurutnya, program ini memperkuat upaya mewujudkan kota Tangerang yang ramah anak dan perempuan, melalui pendekatan empatik dan partisipatif.
“Anak-anak adalah amanah dan aset berharga bangsa. Mereka berhak atas pendidikan, kesehatan, perlindungan, dan tentu kasih sayang. Tidak boleh ada anak yang merasa ditinggalkan, termasuk anak binaan di LPKA,” tambahnya.
Maryono menegaskan bahwa membangun lingkungan yang ramah terhadap perempuan dan anak membutuhkan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, masyarakat, dunia usaha, lembaga pendidikan, hingga pemerintah.
Ia mengajak seluruh elemen untuk bersinergi menciptakan sistem perlindungan anak yang komprehensif dan berkelanjutan.