Untuk itu, ia menekankan pentingnya konsolidasi data melalui inisiatif Satu Data Indonesia.
“Kesalahan dalam membaca data bisa berdampak pada kebijakan yang diambil. Oleh karena itu, Satu Data Indonesia menjadi penting untuk menjamin kualitas data. Pemerintah daerah juga perlu aktif melakukan integrasi data di portal tersebut,” tambahnya.
Meski peluangnya besar, ancaman kebocoran data dan lemahnya keamanan siber menjadi tantangan serius.
Nezar menyinggung kasus serangan siber ke pusat data nasional yang bermula dari lemahnya keamanan di tingkat kabupaten.
“Dalam peristiwa serangan siber ke pusat data nasional, kebocoran terjadi melalui salah satu kabupaten karena kompromi kata sandi yang sederhana. Hal ini menunjukkan pentingnya disiplin dan standar keamanan data,” jelasnya.
Untuk mengoptimalkan penggunaan Big Data di daerah, Nezar mengusulkan dua pendekatan strategis yaitu kemitraan publik–swasta dalam pengembangan dan pengelolaan data serta pelibatan masyarakat melalui pendekatan citizen generated data dan crowdsourcing, tentu dengan menjunjung tinggi perlindungan data pribadi.












