Temuan BRIN menunjukkan bahwa plastik yang hancur di darat atau laut dapat terangkat angin, terbawa ke atmosfer, dan kemudian turun kembali ke permukaan bumi bersama air hujan.
Fenomena ini menegaskan bahwa mikroplastik kini menjadi bagian dari siklus lingkungan di perkotaan.
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan RI, Aji Muhawarman, menekankan bahwa keberadaan mikroplastik di air hujan tidak berarti air hujan langsung berbahaya bagi kesehatan.
“Fenomena ini perlu diwaspadai, bukan ditakuti. Ini sinyal bahwa partikel plastik sudah tersebar sangat luas di sekitar kita,” ujar Aji.
Manusia dapat terpapar mikroplastik melalui dua jalur utama yaitu makanan dan minuman, seperti garam, seafood, dan air minum kemasan serta Udara, karena serat sintetis dari pakaian atau debu perkotaan yang mungkin mengandung mikroplastik dapat terhirup.
Paparan mikroplastik jangka panjang dalam jumlah besar berpotensi memicu peradangan jaringan tubuh.







