Meski ribuan pejuang gugur, rakyat Surabaya tetap bertahan dengan semangat pantang menyerah.
Dalam situasi genting itu, Bung Tomo melalui siaran radio menyerukan perlawanan dengan pekikan “Allahu Akbar!”, yang membakar semangat seluruh rakyat.
Perlawanan heroik rakyat Surabaya menjadi titik balik perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Keberanian mereka membuktikan kepada dunia bahwa bangsa Indonesia siap mempertahankan kedaulatannya.
Sebagai bentuk penghormatan, Presiden Soekarno menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959.
Sejak saat itu, setiap tahun bangsa Indonesia mengenang jasa para pahlawan melalui upacara, tabur bunga, dan refleksi perjuangan.
Peringatan Hari Pahlawan 10 November bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga menghidupkan kembali semangat persatuan, keberanian, dan pengorbanan di tengah tantangan zaman modern.
Di era digital saat ini, perjuangan tidak lagi di medan perang, melainkan dalam menjaga integritas, persatuan, dan membangun negeri melalui karya nyata.
Nilai-nilai yang diwariskan para pahlawan tetap relevan untuk membangun Indonesia yang berdaulat, adil, dan sejahtera.












