Terakhir, Nurhadi menilai bahwa akar permasalahan utama terletak pada manajemen dapur MBG yang belum tertata baik.
Hal ini mencakup kompetensi kepala dapur, tenaga ahli gizi, serta SDM lainnya yang terlibat dalam rantai penyediaan makanan.
“Oleh karena itu, evaluasi menyeluruh dan pembatasan jumlah penerima manfaat per dapur menjadi langkah proporsional untuk mencegah beban berlebih dan menjaga kualitas layanan,” tutup Nurhadi.
(dpr)
