“Begitu skrining ada depresi ringan, sedang, atau berat, mereka langsung bisa ketemu dokter spesialis jiwa. Itulah bukti kolaborasi program ini bisa mengefisienkan anggaran, sisi lain kita bisa mendapatkan angka-angka berkaitan masalah kesehatan, termasuk kesehatan jiwa,” jelas Yunita.
Program ini juga menargetkan anak-anak usia sekolah sebagai bagian dari pencegahan dini.
Sebanyak 10 persen dari total sasaran adalah warga usia 7 tahun ke atas. Hingga saat ini, capaian untuk kategori usia tersebut telah mencapai 6,3 persen.
Yunita mencontohkan, dalam pelaksanaan di salah satu SMA, dari total 150 siswa yang menjalani pemeriksaan, terdapat sekitar 30 siswa mengalami gangguan kejiwaan.
Sebagai respon, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mengintegrasikan program Mental Health First Aid (MHFA) ke dalam kegiatan sekolah.
Program ini bertujuan melatih kader kesehatan mental di lingkungan sekolah yang bisa menjadi tempat curhat bagi teman sebaya.