Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
Gaya HidupKesehatan

Sadari Ancaman Jantung Koroner Pada Perempuan

389
×

Sadari Ancaman Jantung Koroner Pada Perempuan

Share this article

Seketika.com, Bali – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga menyambut baik pertemuan The 12th Bali Cardiology Update (BAC-UP) yang diselenggarakan setiap tahunnya oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia (PERKI) Cabang Bali. Menteri PPPA mengungkapkan, penyakit kardiovaskuler kini tak lagi dianggap sebagai penyakit laki-laki semata, namun perempuan pun mulai terdampak dan tidak sedikit yang mengembuskan nafas terakhirnya akibat penyakit tersebut , (27/8).

“Selama ini, penyakit jantung koroner pada umumnya dianggap sebagai penyakit laki-laki atau pada usia lanjut, namun faktanya, beberapa penelitian menunjukkan bahwa satu dari empat perempuan meninggal karena penyakit jantung koroner. Jumlah ini lebih banyak dari kematian yang disebabkan oleh semua jenis penyakit kanker dan hal tersebut menjadikan penyakit kardiovaskuler menjadi salah satu penyebab kematian utama pada perempuan,” ungkap Menteri PPPA dalam sambutannya pada pembukaan BAC-UP di Nusa Dua, Bali (25/8).

Menteri PPPA menyampaikan, penyakit kardiovaskuler atau penyakit jantung koroner pada perempuan memiliki risiko penyebab kematian yang lebih besar dibandingkan terhadap laki-laki. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan juga menunjukkan bahwa penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit yang menjadi penyebab utama kematian ibu di bawah kematian akibat pendarahan saat persalinan, hipertensi, gangguan sistem peredaran darah, infeksi, dan gangguan metabolisme. Selain itu, penyakit jantung juga menjadi salah satu penyakit utama pada kematian bayi, dibawah pneumonia, diare, dan syaraf. Data epidemiologi global pun menunjukkan sekitar 80% perempuan berusia 40-60 tahun memiliki setidaknya satu atau lebih faktor risiko penyakit jantung.

“Dengan terjadinya perubahan gaya hidup di masa kini, penyakit jantung pada perempuan bisa terjadi pada usia produktif bahkan dalam masa kehamilan, dan berdampak pada kesejahteraan perempuan termasuk berdampak pada angka kematian ibu. Maka dari itu dibutuhkan kesadaran kita bersama untuk memastikan dan mengutamakan para perempuan Indonesia untuk mendapatkan akses layanan Kesehatan dan informasi yang memadai, termasuk edukasi mengenai pencegahan penyakit jantung koroner,” ujar Menteri PPPA.

Leave a Reply