“Pondok pesantren juga harus melakukan sesuatu untuk menghadapi era teknologi ini. Santri tidak hanya belajar keagamaan, tapi juga harus akrab dengan teknologi,” ujarnya.
KH Mujiburrahman menambahkan bahwa kemajuan teknologi harus diimbangi dengan nilai moral dan spiritual agar tidak menimbulkan krisis intelektual dan moralitas di kalangan generasi muda.
“Santri modern harus siap bersaing di era teknologi, tapi tetap mengedepankan moralitas, adab, dan nilai-nilai spiritual,” pungkasnya.
Kegiatan Assa’adah Innovation Expo 2025 merupakan rangkaian peringatan Hari Santri sekaligus peringatan 40 tahun berdirinya Pondok Pesantren Modern Assa’adah.
Dalam acara ini juga dilakukan pengukuhan Ikatan Keluarga Ma’had Assa’adah (IKMA) periode 2025–2029 sebagai wadah resmi para alumni pesantren.
Turut mendampingi Gubernur Banten Andra Soni dalam kegiatan tersebut antara lain Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Jamaluddin, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Tb Rubal Faisal, serta Kepala Biro Umum Setda Provinsi Banten M Ali Hanapiah.
Hadir pula sejumlah tokoh pesantren seperti KH Adrian Mafatihallah Kariem (Ponpes La Tansa), KH Sulaiman Effendi (Ponpes Modern Manahijussadat), KH Nur Soleh, Wakil Ketua DPRD Banten Eko Susilo, serta anggota DPRD Kabupaten dan Kota Serang.
(bantenprov)












