“Wilayah ini sudah terlalu lama menjadi langganan banjir karena kondisinya berada di cekungan, lebih rendah dari jalan maupun saluran air. Maka satu-satunya solusi adalah dengan membangun tandon air atau kolam retensi yang bisa menampung air dari tujuh desa sekitar,” jelasnya.
Kolam retensi ini dirancang dengan kedalaman sekitar enam meter dan akan menampung air sementara saat curah hujan tinggi, terutama di musim hujan.
Setelah permukaan sungai turun, air akan dialirkan bertahap menuju saluran pembuangan utama.
Selain sebagai bagian dari infrastruktur pengendali banjir, proyek polder Cibadak ini juga dirancang sebagai ruang terbuka hijau dan potensi sumber air baku alternatif.
Proyek ini ditargetkan selesai dalam waktu enam bulan, dengan estimasi rampung pada November 2025.