Scroll untuk baca Berita
Call Us banner 325x300
OpiniPeristiwa

Neraka Bukan di Akhirat, Tapi Saat Kita Tak Mampu Mencintai

20
×

Neraka Bukan di Akhirat, Tapi Saat Kita Tak Mampu Mencintai

Share this article
Neraka Bukan di Akhirat, Tapi Saat Kita Tak Mampu Mencintai Ahmad Inung, foto:Neraka Bukan di Akhirat, Tapi Saat Kita Tak Mampu Mencintai , foto(Ahmad Inung/Sekretaris BMBPSDM Kemenag)

Seketika.com, Jakarta – “What is hell? I maintain that it is the suffering of being unable to love” Fyodor Dostoevsky

Kata orang bijak, hidup adalah pilihan. Tuhan telah memberi anugerah kepada kita kapasitas untuk menimbang berbagai pilihan yang ada di depan kita. Dengan seluruh perangkat anugerah itu, Tuhan memberi kebebasan bagi kita untuk memilih.

Dalam hidup, pilihan yang ada tidak selalu hitam putih. Tak jarang pilihan yang tersedia penuh dengan dilema. Bahkan mungkin inilah yang sering tersedia. Kita dihadapkan pada situasi dilematis untuk menentukan sebuah pilihan.

Kisah pasangan kekasih yang memilih bunuh diri adalah contoh pahit bagaimana dilema antara ketulusan cinta dan restu orang tua menyudutkan seseorang hingga tak ada ruang untuk membuat pilihan selain “memilih” mengakhiri hidupnya.

Kita bisa mendapatkan banyak kasus dilema dalam hidup ini. Di rumah, di kantor, di ruang pergaulan, hingga kasus-kasus besar skala global, seringkali pilihan yang pada akhirnya kita ambil bukan karena yang tidak kita pilih sepenuhnya buruk.

Orang bisa memandang kasus-kasus di atas dari berbagai sudut pandang.

Namun, semua pasti setuju bahwa kita akan mengambil pilihan yang menguntungkan kita.