Yang membedakan adalah apa yang dianggap sebagai neraka dan jalan ke pintunya bisa berbeda masing-masing orang.
Tanyakan kepada sekelompok orang yang penuh semangat membubarkan acara retret para siswa sekolah di sebuah rumah singgah di Sukabumi beberapa waktu lalu.
Saya yakin mereka digerakkan oleh keyakinan bahwa tindakannya itu akan mengantarkannya pada pintu surga.
Namun, bagi kita, bagaimana mungkin surga diraih dengan kebencian dan tindakan perusakan. Bagaimana mungkin Tuhan menyayangi manusia yang hatinya dipenuhi kedengkian.
Di manakah ada ajaran Tuhan yang menyuruh manusia untuk membubarkan sekelompok anak-anak dan remaja yang sedang retret di masa libur sekolah?
Kita bisa berdebat secara moral, bahkan teologis. Mungkin kita akan kelelahan meladeni perdebatan ini.