“BMKG harus menjadi lebih dari pusat data, tetapi juga pusat aksi. Tantangan yang dihadapi bukan hanya teknis, tetapi juga sosial dan komunikasi menjangkau nelayan, petani di lereng gunung, hingga anak-anak di sekolah. Menuju Indonesia Emas 2045, ketahanan bangsa tidak hanya bergantung pada teknologi, tetapi juga pada ketahanan iklim dan ketangguhan bencana,” tegasnya.
Sebagai bagian dari strategi ke depan, Faisal berkomitmen memperkuat kolaborasi lintas sektor, inovasi riset, dan pemanfaatan teknologi terkini.
Ia juga menyoroti perlunya peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) BMKG, mengingat ratusan pegawainya telah menempuh pendidikan S2 dan S3.
“Potensi besar ini harus terus ditumbuhkan agar BMKG menjadi lembaga yang andal, akurat, dan profesional. Masyarakat menuntut informasi yang cepat, tepat, dan mudah dipahami,” tambahnya.
Selain itu, Faisal menekankan integritas dan keikhlasan sebagai nilai utama dalam menjalankan pelayanan publik di bidang meteorologi, klimatologi, dan geofisika.
Sementara itu, Prof. Dwikorita Karnawati dalam sambutannya mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan seluruh insan BMKG selama masa jabatannya sejak 2017.












