BudayaPeristiwa

Tradisi adalah akar, Kirangan Tumben: Ribuan Warga Berebut Gunungan di Desa Tukum, Lumajang

81
×

Tradisi adalah akar, Kirangan Tumben: Ribuan Warga Berebut Gunungan di Desa Tukum, Lumajang

Share this article
Tradisi adalah akar, Kirangan Tumben Ribuan Warga Berebut Gunungan di Desa Tukum, Lumajang, foto:(mc.lumajang)

Saat aba-aba dimulai, warga dengan penuh semangat mengambil bagian dari gunungan jagung, sayuran, bahkan selembar daun dengan keyakinan bahwa setiap yang didapat adalah berkah dan restu dari alam.

Lebih dari sekadar berebut hasil bumi, warga percaya bahwa berbagi rezeki dalam acara ini membawa keselamatan dan kesejahteraan bersama. Inilah bentuk nyata gotong royong ala Nusantara, yang terus dijaga dari generasi ke generasi.

Acara Kirangan Tumben di Desa Tukum juga menjadi bukti bahwa tradisi dan modernitas tidak harus bertentangan.

Para sesepuh memandang bangga, sementara generasi muda mengabadikan setiap momen dengan gawai mereka. Di sinilah budaya tidak hanya dipertontonkan, tetapi dihayati dan diwariskan.

“Kalau bukan kita yang merawat, siapa lagi? Tradisi adalah akar. Bangsa tanpa akar akan mudah tumbang,” ujar Cak Santo menutup acara.

Kirangan Tumben bukan hanya sekadar acara lokal di Desa Tukum Kecamatan Tekung Kabupaten Lumajang, tetapi juga bentuk nyata bahwa jalan sehat bisa menjadi sarana pelestarian budaya.

Ia adalah refleksi bagaimana masyarakat bisa tetap sehat secara jasmani dan rohani melalui kegiatan yang menyatukan olahraga, budaya, dan spiritualitas.

Dari Pendopo Mangundiharjo, pesan besar mengalir untuk Indonesia: bahwa kemajuan bukan berarti meninggalkan tradisi, tapi menjadikannya fondasi dalam membangun masa depan.