Mualem menyoroti tiga alasan utama perpanjangan status:
- Kerusakan infrastruktur strategis yang masih menghambat distribusi logistik.
- Jumlah pengungsi masih sangat besar, mendekati 820 ribu jiwa.
- Pemulihan fasilitas publik membutuhkan percepatan dengan dukungan lintas sektor.
Ia menekankan bahwa status tanggap darurat dapat diperpanjang atau diperpendek sesuai perkembangan situasi di lapangan.
Gubernur Aceh meminta BPBA, TNI/Polri, dan Dinas PUPR mempercepat pembukaan akses jalan rusak, perbaikan jembatan yang menghubungkan daerah terisolasi, penguatan dapur umum, layanan kesehatan, dan logistik pengungsi.
Dan Juga distribusi bantuan ke wilayah yang hingga kini masih sulit dijangkau serta pendataan ulang kerusakan dan jumlah korban secara akurat.
Bencana hidrometeorologi ekstrem Aceh yang terjadi sejak akhir November 2025 dipicu curah hujan tinggi, luapan sungai, dan longsor beruntun.
Wilayah terdampak meliputi 18 kabupaten/kota, termasuk lokasi paling parah seperti Aceh Utara, Aceh Tamiang, Bireuen, Aceh Tengah, dan Gayo Lues, yang beberapa di antaranya masih berada dalam kondisi terisolasi.
(infopublik)












